Kamis, 12 Juni 2014

Netty: Pola Pengasuhan Anak Berbasis Masyarakat Sebagai Alternatif



BANDUNG -- Pola pengasuhan menjadi kata kunci dalam penyelamatan masa depan bangsa. Karena tidak semua elemen keluarga di masyarakat mengerti bagaimana tentang pola pengasuhan anak.

Ketua Pusat Pemberdayaan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat Netty Heryawan  mengatakan pada dasarnya fungsi keluarga sebagai wahana untuk mendidik, mengasuh dan menyiapkan calon generasi penerus.

Dalam Kegiatan Pendampingan Program Keluarga Harapan dengan tema " Pola Pengasuhan Anak Bagi Keluarga Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)" di Hotel Trio Bandung, Kamis (11/6), Netty mengatakan faktanya di Jawa Barat terjadi kekerasan dan pelecehan terhadap anak akibat kerentanan pola pengasukan yang salah dalam keluarga. Hal tersebut dikarenakan ibu bekerja sebagai buruh migran, perceraian, orangtua tunggal dan pegalihan pengasuhan.

"Maka dari itu diperlukan pola Pengasuhan Anak Berbasis Masyarakat (PABM) sebagai pola pengasuhan alternatif," tambahnya.

Dengan adanya  para Pendamping Keluarga Harapan (PKH) dijadikan sebagai ujung tombak dari pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pendampingan dan sosialisasi di masyarakat. Selain itu, sebagai pengalihan pola asuh yang dapat mengisi ruang-ruang terhadap anak-anak.

Pada akhirnya Netty berharap pada para Pendamping Keluarga Harapan (PKH) dapat memberikan output yang posistif dimasyarakat dan dapat menurunkan angka kekerasan terhadap anak. Serta dapat meningkatkan kesadaran para orangtua keluarga serta anggota masyarakat tentang perlindungan anak.


Aher: Pahamilah Kebaikan dan Keburukan




BOGOR - Jelang bulan suci Ramadhan 1435 H, Gubernur Jawa Barat  Ahmad Heryawan (Aher) menyampaikan, dalam kehidupan ini umat perlu memahami kebaikan serta keburukan. Aher menyampaikan hal tersebut dalam silaturahmi bersama para alim ulama se-kota Bogor di Kantor MUI Bogor, pada Selasa (10/6). 

Dalam silaturahmi yang dihadiri oleh para pengurus MUI Kecamatan dan Kelurahan se-kota Bogor ini, Aher menjelaskan bahwa pemahaman terhadap kebaikan saja tidaklah cukup. Masyarakat perlu memahami keburukan agar tidak terjerembab dalam keburukan. 
"Memahami keburukan dan kebaikan sangat penting. Memahami kebaikan saja akan terjerembab dalam keburukan. Memahami keburukan agar tidak sampai menimpa kita semua", jelas Aher. 

Acara silaturahmi sekaligus Pengajian rutin jelang Ramadhan ini dihadiri pula oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya. Bima memberikan apresiasinya kepada Gubernur yang memberikan inspirasi dan teladan sebagai aparatur negara yang tidak sulit dan bersedia hadir dalam acara yang diselenggarakan MUI Kota Bogor ini. 

Arya Bima yang menjabat 2 bulan sebagai wali kota ini mengatakan keinginan dirinya untuk membangun sebuah karakter di kota Bogor. "Perjuangan yang terpenting yaitu membangun karakter. Yaitu membangun karakter warga dan birokrat yang belum dapat sepenuhnya melayani rakyat serta perjuangan melawan korupsi yang tidak akan pernah habis", tegas Bima. 


Menurut Ketua MUI Kota Bogor, KH. Adang Ibrahim, acara yang dihadiri 68 pengurus MUI Kelurahan, 5 orang pengurus MUI Kecamatan serta 60 pengurus MUI Kota Bogor ini bertujuan untuk mendapatkan petunjuk, pencerahan dalam menghadapi dua agenda besar, yaitu bulan suci Ramadhan serta Pemilu Presiden 2014. Namun, sebagai Gubernur , Ahert menyatakan pilihan dalam Pilpres merupakan hak setiap orang dan menyerahkan pilihan sepenuhnya kepada hati nurani rakyat Bogor.


Pembekalan Isu Strategis, Netty Sosialisasi Human Trafficking



BANDUNG -- Saat ini, Human Trafficking merupakan bentuk perbudakan modern dan kejahatan international. Korbannya bisa dikatakan Low Cost dan High Profit, maksudnya selama korban masih hidup dapat digunakan berulang-ulang berbeda halnya dengan penjualan narkoba.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat Netty Heryawan mengatakan, masih banyaknya masyarakat Jawa Barat menjadi korban Human Trafficking. 

"Yang memprihatinkan korbannya banyak dari kelompok marginal yaitu perempuan dan anak," ungkapnya dalam Pembekalan Isu-Isu Strategis Diklatpim Tk. III di Badan Diklat Prov. Jabar Bandung, Rabu (11/6).

Faktor yang menyebabkan terjadinya Human Traffiking yaitu kemiskinan, menurut Netty adalah tingkat pendidikan yang rendah, pernikahan dini, pergeseran nilai, perpektif orang tua terhadap anak dan power relation.

Netty mengungkapkan adanya Perda No 3 Tahun 2008 dapat mengikat secara struktural kepada semua pemangku kepentingan dan penegak hukum.
Diharapkan, sosialisasi digalakkan hingga timbulnya kesadaran masyarakat dan penanganan kasus ini secara maksimal. Selain itu juga, dapat membantu para korban dalam pemberdayaan yang dapat menjamin kesejahteraan.
"Hal tersebut sudah pasti adanya kerjasama dari berbagai pihak sehingga penurunan angka Human Traffiking dapat terwujud," pungkasnya.
Diklatpim dihadiri oleh Kepala Badan Diklat Prov. Jawa Barat Heri Hudaya dan peserta Eselon 3 angkatan 1 & 3 sebanyak 60 org berasal dari Kab/Kota.


Rapat Forkominda, Gubernur Canangkan Jabar Aman dan Sukses





BANDUNG --  Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mencanangkan Jabar Aman dan Sukses dalam segala bidang kehidupan yang menitikberatkan pada persoalan diantaranya: Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014, konflik SARA, kejahatan seksual terhadap anak dan perempuan, kebutuhan pangan serta lingkungan.

Hal ini dicanangkan Aher pada Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) 2014 pada Rabu (11/6) di Embassy Room, Hotel Savoy Homan. Rapat ini merupakan bentuk konsolidasi untuk mewujudkan ketenteraman dan ketertiban masyarakat Jawa Barat.

Gubernur lebih lanjut mengatakan, Provinsi Jawa Barat siap untuk Pilpres 2014. "Dengan kondusifnya keamanan dan ketertiban di Jawa Barat, maka kami (Provinsi Jawa Barat) siap untuk menggelar Pemilihan Umum Presiden 2014 mendatang," jelas Gubernur. 

Persoalan lain mengenai konflik SARA, Gubernur mengatakan Jawa Barat selalu mengedepankan penyelesaian melalui komunikasi persuasif dan jalur hukum formal yang sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku tanpa tindakan main hakim sendiri. 
"Untuk itu, saling mengijinkan dan melindungi antarsesama umat beragama serta memberikan kebebasan beribadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing umat terimplementasi dalam ketersedian rumah ibadah," pungkasnya.

Dalam hal kejahatan seksual terhadap anak dan perempuan, menurut Aher, ini terus diupayakan trauma healling atau pemulihan trauma terhadap korban melalui bimbingan psikologis dengan tujuan untuk melindungi masa depan korban. 

Menurut Gubernur, persoalan kejahatan seksual terhadap anak muncul akibat konflik keluarga dan kurangnya perhatian orang tua. Korban kejahatan anak muncul karena orang tua yang bercerai, orang tua yang bekerja ke luar negeri, orang tua yang sering bertengkar serta kekerasan terhadap anak, terang Gubernur.

Pada kesempatan itu, Gubernur menginstrusikan jajarannya melalui Dinas Perdagangan dan Pertanian seluruh Jawa Barat untuk memantau kebutuhan serta ketersediaan pangan agar terus memadai. Gubernur menambahkan agar pemerintah pusat tidak mengimpor kebutuhan pangan seperti cabai, beras, dan daging karena hal tersebut akan menyulitkan petani dan peternak kita.

Sementara persoalan lingkungan, Jawa Barat fokus pada penanganan pencemaran lingkungan karena limbah. Pengelolaan limbah serta penegakkan hukum terhadap perusak lingkungan harus dilakukan dan masyarakat dihimbau agar memperbaiki perilakunya terhadap lingkungan.

Rapat koordinasi yang digelar pada 10-11 Juni 2014 ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Jawa Barat dan dihadiri oleh 100 peserta. Peserta rapat berasal dari anggota Forkopimda yaitu wali kota dan bupati, anggota DPRD, kepala badan dan dinas, kejaksaan, pengadilan dan kepolisian serta unsur TNI di Jawa Barat.

Rapat koordinasi dengan tema Jabar Aman dan Sukes ini dihadiri oleh Sekretaris Kementerian Politik dan Hukum RI Langgeng Sulistyono, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar serta perwakilan kejaksaan, kepolisian, dan pengadilan tinggi di Jawa Barat.


Wagub Apresiasi Gerakan Sejuta Data Budaya




Bandung – Wakil Gubernur Jawa Barat  Deddy Mizwar mendukung penuh Gerakan Sejuta Data Budaya (GSDB), yang di-launching di Saung Angklung Udjo, Jl. Padasuka no.118 Bandung, pada Senin (09/06).

Menurutnya, data budaya itu diperlukan dalam pengembangan dan pemanfaatan budaya yang ada, sehingga dapat diserap optimal pada kehidupan sehari-hari.

“Kita masih terpaku pada mengagumi warisan budaya nenek moyang saja, tetapi belum tahu manfaatnya bagi kehidupan. Supaya apa? Itulah cara kita menghargai budaya warisan nenek moyang kita," tutur Deddy dalam sambutannya.

Deddy mengatakan bahwa pemerintah provinsi juga akan terus menggalakkan pengembangan budaya, seperti pada event pasanggiri, atau kompetisi seni tari, musik, dan teater yang diselenggarakan dalam menyambut Hari Jadi Jawa Barat ke-69 mendatang.

“Saya pikir ini luar biasa. Disparbud juga perlu bekerja sama," ungkapnya lagi.

Launching ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Drs. Nunung Sobari, MM., Ketua GSDB, Goris Mustaqim, Presiden Bandung Fe Institute, Hokky Situngkir, dan Generasi ke-2 Saung Angklung Udjo, Opick Udjo.