Rabu, 11 Desember 2013

Film Indie Harapkan Dukungan Sarana Ekspresikan Hasil Karya





BANDUNG – . Dewasa ini, film sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Kemajuan alat komunikasi dan teknologi, menjadikan film dapat kita nikmati  kapan saja dan melalui media apa saja seperti handphone, atau televisi. Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur Deddy Mizwar ketika menghadiri  sidang terbuka kegiatan Konferensi Film Bandung 2013 di Padepokan Seni Mayang Sunda jl. Peta no 209 Bandung, Minggu (8/12).

"Beberapa waktu lalu, kita dihebohkan dengan hasil film yang dibuat secara iseng melalui handphone, ini menunjukan membuat film sangat mudah," ungkapnya.

Menurut Wagub, yang penting dalam membuat film adalah niat, hati nurani kita, pesan atau substansi apa yang ingin disampaikan kepada masyarakat. "Walaupun hanya film pendek jika dibuat dengan sungguh-sungguh dan niat baik akan mampu menghasilkan karya yang luar biasa, dan yang terpenting lainnya hindari menjiplak!" tegasnya.

Deddy  mencontohkan  ada hasil karya film pendek yang dihasilkan pelajar SMP Purbalingga dengan HP mampu mengahsilkan karya film pendek yang  menggugah perasaan dan  keharuan ketika  menyaksikan.

"Bandung terkenal sangat potensial dalam segala hal, oleh karena itu saya berharap dari Bandung akan ada hasil karya yang luar biasa," harap Deddy.

Di samping itu, Deddy mendukung munculnya komunitas-komunitas film pendek, serta diselenggarakannya workshop untuk sharing informasi bagaimana menghasilkan film dengan gagasan yang luar biasa atau membedah film tertentu.

Menurut Deddy, lahirnya komunitas indie berawal dari keresahan terhadap mainstream yang ada.
"Di Jatiwangi terdapat  komunitas film, sekretariatnya di bekas pembuatan genteng, dalam pembuatan film mengeksplorasi bencana, lumpur kubangan bekas digali untuk genteng, tapi hasil karyanya patut diacungi jempol," paparnya.

Hadir pada kesempatan tersebut Eddy D.Iskandar (Ketua Forum Film Bandung), Bambang W. Sugiharto, Kepala Balai Padepokan Seni  Mayang Sunda Wati Windu , Direktur Bisnis PR Windu, panelis Azis, Tobing Yr. dan komunitas film indie.

Pada kesempatan tersebut  Eddy D. Iskandar mengungkapkan, dirinya ingin mensuport kiprah adik2 komunitas film Bandung karena di  Bandung terkenal  gudangnya kreator film pendek. "Kebetulan ada pak Wagub, mereka butuh ruang untuk memutar karya mereka, seperti art cinema mengharapkan pak Deddy dapat memberikan  dukungan untuk dapat merealisasikannya," lapornya.

Sementara  Wati Windu  menguraikan keberadaan Padepokan Seni berawal dari 25 tahun yang lalu,  tahun 1985 ketika diselenggarakan  Festival Film Bandung. "Tempat ini berawal dari festival film, diharapkan dari tempat ini pula  akan memunculkan kreatifitas inovasi dan prestasi perfilm di tanah air," ungkapnya.

Ketua Panitia Ilma Indiastri dari Lingkar Indiemovie Bandung menjelaskan, kegiatan ini telah berlangsung beberapa hari untuk menjalin  kebersamaan, sharing informasi serta membekali kreatifitas dalam kegiatan pembuatan dan menikmati film. Dia menambahkan kegiatannya ini ingin mengambil kontribusi dalam membangun  perfilman di Bandung.(Rony)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar