BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan melepas 30 peserta program Indonesia Bangun Desa (IBD) tahun 2013 di Gedung Negara Pakuan, Jl Otto Iskandardinata No 1, Kota Bandung, Beberapa waktu lalu. Para peserta itu sebelumnya menempuh pendidikan dan pelatihan selama 3 bulan. Selanjutnya mereka akan ditempatkan di sejumlah lokasi selama 9 bulan. Diharapkan mereka menjadi lokomotif penggerak kemajuan dan perubahan di desa.
"Para peserta IBD diharapkan mampu mengimplementasikan berbagai hal yang sudah diterima selama pelatihan. Karena sesungguhnya setelah pelatihan akan diuji kemampuannya di lapangan. Dengan mengajak masyarakat untuk aktif membangun dan mengembangkan potensi di desanya masing-masing. Khususnya bidang pertanian," tegas Heryawan saat memberikan wejangannya.
Lebih lanjut Heryawan menyatakan jika inginkan Indonesia yang maju maka harus dimulai dengan membangun desa. Apabila kawasan perdesaan maju dan memiliki peradaban yang tinggi serta SDM yang berdaya saing, maka sama dengan membangun Indonesia secara keseluruhan. "Dengan desa yang maju maka semakin memperkuat ketahanan pangan, ketahanan ekonomi dan sosial di kawasan tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Bachtiar Firdaus, selaku Direktur Yayasan Bina Desa Indonesia, menyatakan program IDB yang dikembangkannya berlangsung selama 1 tahun. Diawali dengan pelatihan selama 3 bulan di Ciomas Bogor sejak Mei hingga Juli lalu dan praktek penempatan selama 9 bulan ke depan. "Namun sesungguhnya, perjuangan baru dimulai saat mereka dituntut menjadi agropreneur muda di desanya masing-masing," katanya.
IBD lanjut Bachtiar adalah program perintis beasiswa Agropreneur yang bergerak di bidang pertanian terpadu. Melalui beasiswa yang dikucurkannya, para peserta yang terpilih akan menjalani sejumlah pelatihan. Baik teknis pertanian terpadu maupun sisi pengembangan bisnisnya. Selanjutnya usai pelatihan, para peserta akan ditempatkan untuk bersama masyarakat mengembangkan potensi ekonominya.
Intinya program IBD bertujuan membina dan mencetak para pemuda untuk menjadi pengusaha bidang pertanian terpadu atau Agropreneur. Hal itu penting dilakukan mengingat Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya alam melimpah, khususnya di kawasan perdesaan. Selama ini potensi yang ada masih belum optimal dimanfaatkan. "Pertanian menjadi fokus garapan," tambah Bachtiar.
Untuk itu Heryawan sangat mendukung dan memberikan apresiasi tinggi dengan adanya program IDB ini. Diharapkan lahir sejumlah pengusaha muda yang tangguh, berkarakter dan memiliki kemampuan wirausaha berkelas dunia. Apalagi proses rekrutmen program ini sangat selektif. "Dari ratusan yang mendaftar hanya 30 saja yang terpilih. Ini adalah harapan kita semua dalam membangun desa," ungkapnya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar