Bandung, - Biro Pengelolaan Barang Daerah
Setda Jabar dituding membeli bus sekolah tanpa melakukan analisa kelayakan dan
kebutuhan, bahkan dikhawatirkan menjadi barang mubadzir. Buktinya , sebanyak lima unit bus sekolah
tersebut belum dioperasikan sesuai dengan peruntukannya. Padahal sedianya bus
tersebut harus sudah beroperasi pada Januari 2013. Bus tersebut saat ini masih
diparkir di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Jln. Dr. Radjiman Kota Bandung.
Kepala
Biro Pengelolaan Barang Daerah Setda Jabar, Dadang Suharto, enggan dikonfirmasi mengenai hal tersebut.
Ketika ditanyakan, klausul pembelian bus sekolah, malah ia menjajikan pertemuan khusus dengan
wartawan. “Nantilah kita harus berbicara pada Jum’at (besok , 22/2),” kata Dadang Suharto kepada
wartawan ketika hadir pada acara peletakan batu pertama pembangunan Gedung
Bandung Internatioanl Convention Center dan Pullman Hotel di Jalan Diponegoro
Bandung, Kamis (21/2).
Namun
hingga berita ini diturunkan, Dadang belum bersedia ditemui . “Bapak belum
siap berbicara masalah tersebut, katanya lagi rieut (pusing),” kata salah seorang
stafnya, Jum’at (22/2) di kantornya.
Bus
sekolah dari merek Hino jenis Venus
berkapasitas penumpang 30-40 orang ini, dibeli oleh Biro Pengelolaan
Barang Daerah, Pemprov Jabar pada
Desember 2012. Peruntukan bus tersebut adalah untuk angkutan pelajar di darah
perbatasan. Kepala Sub Bagian Pengeloloan Barang Daerah, Enih, panggilan
akrabnya, mengakui bahwa bus tersebut telah dibeli oleh lembaganya dengan harga
Rp 500 juta per unit. Katanya pembelian dilakukan dengan system lelang, kendati
enggan menyebut spesifikasi lelang (terbuka atau tertutup) yang dimaksud.
Beberapa
sumber yang dikonfirmasi, seperti Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, mengaku
belum siap mengoperasikan bus tersebut. Selain, karena hanya merupakan limpahan
dari Biro Pengelolaan Barang Daerah Setda Jabar, juga riskan dalam situasi saat
menjelang Pilgub Jabar. Selain itu, Disdik Jabar juga mengaku tidak mengetahui
adanya desain gambar di sisi bus yang hanya memunculkan gambar Gubernur Ahmad
Heryawan dengan siswa sekolah tanpa Wakil Gubernur Jabar.
Pengadaan
bus sekolah diindikasi kuat hanya bagian dari misi ABS (asal bapak senang) olah
beberapa pejabat di lingkungan Pemprov. Jabar,
terkait dengan suasana Pilgub kali ini.
Karena, bus tersebut tidak dibeli dari APBD murni melainkan dari
anggaran perubahan TA 2012. Hal tersebut seperti diutarakan Kepala Sub Bagian
Pengelolaan Barang Daerah Setda Jabar.
Soal
pembelian bus sekolah, anggota panitia anggaran DPRD Jabar Awing Asmawi mengaku kaget, sebab sepengetahuannya tidak
ada rencana pembelian bus sekolah dalam anggaran tahun 2012. “Saya tidak tahu
kalau ada pembelian bus sekolah ini, kayaknya tidak ada rencana anggaran
pembelian bus itu. Saya nanti akan coba rapatkan dengan komisi terkait,” tandas
Awing yang juga Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Jabar tersebut. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar