Kamis, 06 Desember 2012

Rieke disawer dana kampanye oleh Tukang Becak, santri dan pengrajin tikar.



Masal News.
Setelah mendapatkan sumbangan bantuan dana kampanye dari Nelayan Indramayu, Calon Gubernur Rieke Diah Pitaloka kembali mendapat bantuan dari Tukang Becak, pengrajin tikar dan kalangan santri saat menggelar roadshow di Subang. Sumbangan pertama datang dari paguyuban becak se-Kab.Subang, melalui ketuanya Pardi Supardi (33) Rieke mendapat bantuan secara langsung sebesar Rp,132.500 yang uang tersebut didapat dari patungan para anggota. "Kami keliling dari pangkalan satu ke pangkalan lain untuk kumpulkan sejak seminggu lalu karena itu kamu meminta maaf karena uangnya recehan, lecek dan kotor," ungkapnya.

Secara penuh, tukang becak se-Kab.subang akan memberikan dukungannya kepada pasangan PaTen, hanya saja ia meminta kepada Rieke agar menepati janjinya saat menduduki kursi Jabar I nanti."Saya berpesan jangan khianat dan ingkar janji kepada rakyat kecil, saya yakin teh rieke tak akan lupa kalau jadi nanti," pintanya.

Sementara saat berkunjung ke Pondok Pesantren Al Karimiyah,Kp.punganan Desa Rancabango Kec.Patok Beusi, Rieke mendapat bantuan beras beberapa karung yang didapat dari kolektif para santri. Pemimpin Ponpes KH Thola Albadr Karim bertitip pesan kepada rieke, pemberian yang diberikan santri kepada dirinya bukti para santri percaya bahwa ia dapat mengemban harapan besar untuk mengembangkan pesantren-pesantren di Kab.Subang. "Saya harap ada kepedulian lebih dari pemimpin di Jawa Barat terhadap pesantren-pesantren yang saat ini mulai diabaikan dengan kebijakan-kebijakan pemerintahnya," harapnya.


Di tempat yang sama, secara simbolis kelompok pengrajin tikar wendong yang merupakan tikar khas daerah tersebut pun menyerahkan bantuan beberapa tikar sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pasangan PaTen. Ridwan (40) Ketua kelompok pengrajin tikar wendong menitipkan kepada Rieke agar Hak-hak dasar kebutuhan masyarakat di daerah seperti fasilitas infrastruktur jalan dan sekolah-sekolah untuk diprioritaskan.

Ia pun meminta perhatian lebih akan keberadaan tiker wendong yang saat ini mulai kalah pamor dibandingkan dengan karpet-karpet impor lainnya."Bagaimanapun juga ini adalah warisan kultur budaya kami, mohon untuk dibantu, djaga dan jangan diabaikan karena jujur saja saat ini keberadaan tiker wendong mulai tergerus modernisasi," ucapnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar