DPRD Provinsi Jawa Barat siap mendukung kinerja Gubernur/ Wakil Gubernur Jabar terpilih sesuai dengan janji-janji
politik saat kampnye. Namun, Dewan juga tidak segan-segan untuk mengkritisi kebijakan
Gubernur yang tidak sesuai dengan visi-misi Gubernur / Wagub terpilih.
“ Kami
(DPRD Jabar-red) siap mendukung Gubernur terpilih dalam mewujud visi-misi dalam
bentuk program kerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jabar. Namun,
dewan juga mengkritisi semua kebijakan yang tidak sesuai dengan visi-misi”. Ujar
Sekretaris Komisi A DPRD Jabar, H. Sugianto Nangolah, SH, MHum saat ditemui di ruang kerja Komisi A, Senin (4/2/2013).
Dikatakan,
pesta demokrasi Jabar sudah selasai, Gubernur/ Wagub terpilih sudah ditetapkan KPU, namun sangat disesalkan ternyata pasca Pilgub
menyisahkan berbagai persoalan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran KPU
dalam menjalankan fungsinya sebagai
penyelenggara Pilkada.
Andai saja
KPU dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan tentunya proses Pilgub akan
berjalan lancar dan tidak akan meninggalkan permasalahan pasca pilgub.
Karena menurut teori, apabila dilakukan
dengan cara-cara yang benar maka akan menghasilkan hasil yang baik, tapi
sebaliknya apabila dilakukan dengan cara yang tidak benar hasilnya akan buruk.ujarnya.
Jadi
hasil pilgub Jabar tidak terlepas dari penilaian public dalam artian kalau
sesuai dengan prosedur, maka dapat dikatakan baik dan sukses. Namun banyak
fakta yang menunjukan banyak kecurangan, gugatan yang dilakukan masyarakat yang
berkaitan dengan proses pilgub ini. “ Ini Fakta yang berbicara”, tegasnya.
Lebih
lanjut Sugianto mengatakan, Gubernur/ Wagub terpilih pasangan Ahmad Heryawan-
Dedy Mizwar perolehan suara sebanyak 6,5
juta suara lebih. Namun, ternyata jauh lebih banyak masyarakat yang tidak
menggunakan hak suaranya yaitu sebesar 11 juta lebih. Sehingga, kedepan
legitimasi Gubernur/ Wakil Gubernur terpilih tentunya menjadi masalah
tersendiri dalam menjalankan roda pemerintahan.
Persolanan
selama masa proses pilgub terungkap mulai dari daftar pemilih, surat suara
sampai saat perhitungan dan penetepan selalu mendapat respon negative karena
ketidak puasan.
Fenomena
ini, tentunya bagi Komisi A DPRD Jabar akan dikaji, agar kedepan Pilgub dapat
menghasilkan legitimasi yang benar-benar dapat dukungan mayoritas dari
masyarakat.
Kami (
Komisi A-red) sangat menyayangkan KPU tidak dapat menjalankan tugasnya sesuai
dengan aturan, sehingga apapun hasilnya tidak terlepas dari proses. Bahkan dari
pasangan lain yang merasa dirugikan dan dicurangi akhirnya mengajukan proses hukum ke Mahkamah
Konstitusi. Seharusnya ini tidak perlu terjadi, ujarnya.
Komisi A yang membidangai Pemerintahan
tentunya akan mengkaji hasil Pilgub, agar kedepan angka Golput bisa ditekan. Dan
partisipasi masyarakat untuk menjoblos
dapat dapat meningkat segnifikan. Untuk itu, Gubernur/ Wagub terpilih jangan
cepat membusungkan dada, tapi wujudkan janji-janji dan buktikan dengan kinerja
yang baik untuk mensejahterakan seluruh masyarakat Jabar dan bukan hanya untuk
kelompok/ golongan tertentu saja.
Sugianto
juga menyayangkan, biaya yang cukup besar yang diambil dari APBD, ternyata
menghasilkan pemimpin yang kurang mendapat dukungan mayoritas dari masyarakat.
Untuk itu, pemerintah harus memberikan contoh tauladan, bukan membodohi
masyarakat.
Selain
itu, Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk terbanyak tentunya tidak
menjadi beban pemerintah, apalagi dijadikan pasar oleh orang lain (orang
asing-red), tapi malah menjadi potensi yang baik untuk membangun Jabar kedepan
yang lebih baik.pungkasnya.(Rony)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar