BANDUNG - Pemprov Jawa
Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat kembali
menggelar Festival Film Jawa Barat (FFJB) 2016. Banyaknya para pelaku film
lokal (independen), serta pengetahuan audio visual dan kreativitas yang semakin
meningkat menjadi latar belakang digelarnya kembali FFJB.
Maka FFJB hadir sebagai
peluang bagi para pelaku film pendek di Jawa Barat untuk menghasilkan sebuah
karya, termasuk karya Video Musik yang menjadi kategori baru pada gelaran FFJB
2016.
Di tahun kedua
peyelenggaraan FFJB ini, FFJB ingin merangkul karya-karya kreatif dari warga
Jawa Barat yang bersifat kompetitif dan apresiatif dengan kriteria umum (all
segment). Untuk itu, syarat dan ketentuan festival ini diantaranya adalah bebas
tahun produksi, bebas/boleh mengirimkan sebanyak-banyaknya karya, boleh
mengirimkan karya yang sudah pernah mengikuti festival lain, sehingga tema yang
diangkat yaitu "Kebebasan Menembus Batas".
Film-film yang masuk
dalam FFJB terlebih dahulu akan diseleksi di empat wilayah BKPP di Jawa Barat.
Lalu film yang terpilih akan mendapat kesempatan untuk mengikuti acara
pemutaran film di masing-masing wilayah BKPP selama dua hari. Tiga film
nominasi dan satu video musik di tingkat BKPP akan memperoleh penghargaan
sekaligus kompetisi kembali di tingkat provinsi.
Di tingkat provinsi akan
memperebutkan penghargaan dalam enam kategori, yaitu Film Terbaik, Sutradara
Terbaik, Penulis Cerita Terbaik, Penata Kamera Terbaik, Video Musik Terbaik,
dan Poster Film Terbaik. Berbeda dengan tahun sebelumnya, FFJB 2016
menghadirkan kategori baru yaitu Video Musik Terbaik.
Penyelenggara FFJB 2016,
Aria Kusumadewa mengatakan, bahwa pihaknya sengaja menambah kategori Video
Musik Terbaik karena ingin satu langkah lebih maju dalam mengembangkan
teknologi film. Menurut Aria, teknologi film saat ini telah menjadi teknologi
rumahan yang bisa dibuat oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.
"Tahun ini
kita one step a head mencoba mengembangkan program-programnya
dimana sekarang ada Kategori Video Musik," kata Aria dalam press
conference terkait FFJB 2016 di Ruang Papandayan Gedung Sate, Jl.
Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Jumat (29/9/16).
"Kenapa? Karena
sekarang teknologi film sudah menjadi teknologi rumahan, sehingga siapapun pada
saat melihat kamera sudah bisa berimajinasi untuk membuat visual,"
lanjutnya.
Aria juga mengatakan
kategori tersebut ada untuk merangsang para generasi muda pembuat film atau
bukan pembuat film. Dengan begitu, mereka bisa lebih ekspresif dalam
berimajinasi serta membuat visualisasi dari imajinasi yang ada dalam pikirannya
itu.
FFJB pertama tahun 2015
lalu telah sukses digelar. Diluar dugaan event ini mendapat sambutan luar biasa
dari generasi muda Jawa Barat khususnya para pelaku film indie dan film pendek
di Jawa Barat. Aria mengatakan film yang masuk pada FFJB 2015 mencapai 251
film, namun film yang resmi diterima oleh pihak penyelenggaran ada 236 film.
Sementara itu, Wakil
Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dalam press conference ini mengharapkan agar
FFJB ini bisa dijadikan peluang bagi generasi muda di Jawa Barat untuk
berkarya. FFJB bisa menjadi sarana atau ruang berekspresi bagi mereka, sehingga
akan tumbuh rasa percaya diri dalam menghasilkan sebuah karya.
"FFJB ini salah
satu ruang ekspresi untuk mereka. Kita hanya memfasilitasi saja, supaya ada
keyakinan diri, kepercayaan diri mereka bahwa mereka bisa membuat film dengan
baik. Bisa mengekapresikan pikiran-pikiran mereka melalui medium film,"
ungkap Wagub.
Sebagai bentuk apresiasi
dari karya-karya yang nantinya hadir dalam FFJB, para pemenang akan mendapat
hadiah berupa trofi dan uang tunai sebesar Rp 15 juta - Rp 30 juta. Nilai
hadiah ini bahkan lebih besar dari hadiah uang tunai yang ada di Festival Film
Indonesia (FFI).
"Sebagi bentuk
apresiasi hadiahnya tentu di FFJB lebih gede daripada FFI hadiahnya itu,"
tutur Wagub.
"Jadi supaya mereka
bisa membuat lagi film dengan baik, mereka juga bisa membeli peralatan dengan
baik," tambahnya.
Melalui ajang ini,
diharapkan film-film yang hadir di FFJB akan bisa ikut serta dalam festival
film tingkat nasional atau bahkan internasional. Selain itu, penyelenggara juga
berharap tahun depan FFJB bisa menjadi event nasional yang bisa diikuti para
pelaku film dari seluruh nusantara.
"Jawa Barat bagian
dari embrio atau akar dari kemajuan perfilman nasional. Karena film Indonesia
kan berangkat dari Jawa Barat, dari Bandung," pungkas Aria Kusumadewa.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar